![]() |
Anak-anak pengunjung perpustakaan Teras Kita tengah membaca buku. (Nino Sativara/lpmmayantaracom) |
Penulis : I.K Nino Sativara
MAYANTARA- Perpustakaan Teras Kita di Sawahan, Ngemplak, Boyolali,
kini selalu ramai dipenuhi suara ceria anak-anak yang asyik menjelajahi koleksi
buku-bukunya.
Fenomena tersebut tidak lepas dari peran Dyah Bodrohini, sang
penggagas dan pemilik rumah baca yang telah berdiri sejak tahun 2022 ini.
Awalnya, Dyah hanya ingin membiasakan anaknya membaca
dan mencari perpustakaan terdekat. Namun, ia kesulitan menemukan taman baca
yang mudah diakses dan nyaman di dekat rumahnya.
“Saya nyari-nyari. Ya sebenarnya ada banyak jika melihat
data Perpustakaan Daerah Boyolali. Judulnya taman baca masyarakat, tapi setelah
didatangi tempatnya kurang nyaman,” ujar dia saat ditemui redaksi pada Minggu, 20 Juli 2025.
Banyak taman baca yang cenderung tertutup dan kurang
ramah bagi pengunjung karena berada di dalam rumah pribadi.
Pengalaman ini mendorong Dyah untuk berani mewujudkan
impiannya: mendirikan taman baca yang nyaman, terutama bagi anak-anak dan
remaja.
Mempunyai Ribuan Koleksi
Teras Kita bermula dari sebuah kotak kecil berisi selusin
buku pribadi Dyah. Ia kemudian proaktif mencari masukan dari berbagai komunitas
sosial dan literasi di Solo, seperti Komunitas Joli Jolan, yang memberikan
dukungan positif dan sumbangan buku.
Dyah bahkan rela berkeliling ke kota lain seperti
Semarang dan Jogja untuk mempelajari pengelolaan perpustakaan.
“Saya sempat melakukan semacam riset di awal-awal
merintis ke taman baca serupa di Jogja dan Semarang. Saya bahkan mengontak
sebuah taman baca bernama Omah Library yang berada di Tangerang, Banten. Syukur
alhamdulillah pemiliknya mau diajak berkosultasi,” ujar dia.
Berkat kegigihan Dyah dan dukungan dari komunitas lokal,
koleksi buku Teras Kita kini telah mencapai 3.000 judul pada Juli 2025.
![]() |
Koleksi buku di perpustakaan Teras Kita Boyolali. (Nino Sativara/lpmmayantara.com) |
Bukan Cuma Membaca Buku
Dyah mengungkapkan keprihatinannya terhadap menurunnya
minat literasi dan interaksi sosial anak-anak, sebagian besar akibat paparan
gawai yang terlalu dini.
Merujuk data PISA (Programme for International Student
Assessment) tahun 2022, tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah,
menempati peringkat ke-11 terbawah dari 81 negara.
Untuk mengatasi hal ini, Dyah menjadikan Teras Kita
bukan hanya tempat membaca, tetapi juga ruang bermain yang menyenangkan.
Berbagai program seperti permainan tradisional, motorik
halus, dan sensorik diselenggarakan untuk menarik minat anak.
Dyah percaya bahwa buku harus disajikan secara unik dan
menarik, bukan layaknya buku pelajaran yang membosankan. Ia sering mengajak
anak-anak berinteraksi dengan cerita bergambar sambil bermain.
“Di pikiran anak-anak, apalagi usia yang sudah duduk di
Sekolah Dasar umumnya buku itu dianggap seperti LKS (Lembar Kerja Siswa) atau
buku pelajaran. Maka dari itu kita harus bisa membiasakan sejak dini dengan membacakan
cerita bergambar,” jelasnya.
Kegiatan Teras Kita tak hanya berkutat pada aktivitas literasi,
melainkan juga kegiatan lain yang menunjang kemampuan bertahan hidup (life
skill) seperti berkebun, memberi makan satwa, dan melestarikan budaya lokal.
![]() |
Dyah Bodrohini tengah bertutur cerita bergambar. (Nino Sativara/lpmmayantara.com) |
Mahasiswa UT PG-PAUD
Selain mengelola perpustakaan yang ia rintis, Dyah
Bodrohini ternyata juga merupakan mahasiswa Universitas Terbuka Surakarta.
Ia masuk pada 2024 lalu dan memilih program studi PG-PAUD,
jurusan yang memang dipilih untuk lebih memahami seluk beluk anak usia dini.
Berbeda dengan kebanyakan mahasiswa PG-PAUD yang sudah
menjadi pendidik, Dyah sebelumnya tidak memiliki latar belakang apapun soal pendidikan.
Satu-satunya motivasi berkuliah adalah untuk menguasai
secara lebih dalam tentang pendidikan anak usia dini yang kelak akan digunakan
untuk mengajar para pengunjung setia perpustakaan Teras Kita.
![]() |
Plakat Taman Baca Teras Kita. (Nino Sativara/lpmmayantara.com) |
Teras Kita Kian Berkembang
Dukungan untuk Teras Kita terus berdatangan. Pada 9 Juli
2025, IAS Hospitality, sebuah perusahaan layanan penerbangan, memberikan
bantuan sarana prasarana.
Perpustakaan ini juga aktif menjangkau pembaca melalui
akun Instagram @teraskita_boyolali dan sering menerima donasi buku dari para
pengikut.
Dyah mengaku tak menyangka perjalanan Teras Kita akan
sampai pada titik ini. Ia kini bahkan sering diundang sebagai fasilitator di
sekolah-sekolah untuk menyebarkan "virus" gemar membaca.
Ia berharap Teras Kita dapat terus menjadi rumah baca
yang nyaman, menyenangkan, dan menjadi fondasi penting bagi pendidikan literasi
anak usia dini dan remaja.***