LPM Mayantara

LPM Mayantara

Inovasi Mahasiswa Kembangkan Filter TikTok untuk Bantu Penyintas Buta Warna Parsial

Penggunaan filter Tiktok karya Tilar Werna bagi penyintas buta warna parsial. (Duta Komarudin/lpmmayantara.com)


Reporter : Duta Komarudin 

MAYANTARA- Sekelompok mahasiswa dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menunjukkan inovasi kreatif melalui pengembangan filter di aplikasi TikTok bernama @tilarwerna.

Filter ini lahir dari kepedulian terhadap tantangan yang dihadapi penyintas buta warna di Indonesia, khususnya dalam hal inklusi sosial dan kesetaraan akses layanan visual.

Sebagai solusi, filter @tilarwerna membantu penyintas buta warna parsial dengan menyesuaikan warna dan kontras gambar pada layar smartphone, sehingga pengguna lebih mudah mengenali warna-warna yang sebelumnya sulit dibedakan.

Kelompok Tilar Werna dipimpin oleh Oktafina Ristiana Putri, ia menjelaskan bahwa ide ini muncul setelah mereka melakukan survei kecil di lingkungan kampus.

Keprihatinan Terhadap Penyintas Buta Warna Parsial

Hasil survei menunjukkan bahwa banyak orang yang masih kesulitan untuk membedakan warna tertentu, seperti merah-hijau dan biru-kuning. 

Padahal kemampuan mengenali warna merupakan salah satu kemampuan dasar manusia untuk berinteraksi dan memahami lingkungan sekitar.

"Awalnya kami melihat adanya teknologi alat bantu penglihatan seperti kacamata EnChroma, tapi harganya tidak terjangkau bagi kebanyakan orang. Di situ kami terpikir untuk menemukan solusi yang lebih murah dan praktis. Maka lahirlah ide untuk membuat filter TikTok, Tilar Werna ini, " ungkap Okta.

Syaharani dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Penggunaan AI dalam Perancangan Multimedia Interaktif untuk Penderita Buta Warna Berbasis Augmented Reality menuliskan bahwa dukungan terhadap penyintas buta warna di Indonesia masih tergolong minim.

Ia menjelaskan bahwa para penyintas sering menemui kendala dalam tes kesehatan seperti pada saat pembuatan SIM atau seleksi kerja tertentu, dan hingga kini belum ada payung hukum khusus yang menjamin perlindungan mereka secara menyeluruh.

Pengembangan FIlter dan Cara Penggunaan

Selain sebagai karya inovatif, filter ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran publik terhadap realitas yang dihadapi penyintas buta warna di Indonesia.

Metodenya lebih menonjolkan satu warna atau membuat warna tertentu lebih dominan. Teknik ini biasanya dikenal dengan sebutan color pop atau selective color effect," ujar Okta menambahkan.

Filter ini dibuat dengan dua warna yang terlihat mencolok. Sementara warna-warna lain dibuat hitam putih atau desaturasi. Dengan demikian pengguna dapat melihat perbedaan warna dengan lebih jelas melalui layar smartphone.

“Penggunaannya pun sangat praktis. Pengguna hanya cukup membuka aplikasi TikTok, kemudian mencari akun @TilarWerna, lalu memilih filter buta warna apa yang tersedia tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan di smartphone mereka,” jelasnya.

Harapan Tilar Werna

Melalui filter tersebut, warna-warna yang sulit dibedakan seperti merah dan hijau akan ditampilkan dengan tingkat kontras yang sudah diatur khusus sehingga lebih mudah dikenali oleh pengguna dengan kondisi buta warna parsial.

Okta berharap hasil karya kelompoknya dapat membantu penyintas buta warna parsial untuk menikmati pengalaman digital yang lebih setara, sekaligus meningkatkan kesadaran publik bahwa buta warna bukanlah penghalang untuk berkreasi.  

"Semakin banyak orang menggunakan filter ini, akan ada lebih banyak pemahaman dan empati terhadap kebutuhan visual penderita buta warna," imbuhnya.***