LPM Mayantara

LPM Mayantara

Melihat Realitas Trans Jateng Solo-Wonogiri

Tampilan interior bus Trans Jateng. (Foto: Wulan Eka H/lpmmayantara.com)


Reporter : Wulan Eka Handayani 

MAYANTARA-Terik matahari menyentuh kulit, hangat menyelimuti tubuh. Jarum pendek jam masih menunjuk angka empat. Tampak puluhan masyarakat berjubel di halte Terminal Tipe C Pasar Wonogiri, sambil berdesakan memasuki bus Trans Jateng menuju Solo.

Kebanyakan penumpang adalah ibu-ibu yang tengah berwisata di Wonogiri. Tampak pula berbagai penumpang lainnya seperti wanita pekerja, siswa berseragam, hingga bapak-bapak yang tengah beranjangsana. 

Saban berangkat, kursi dalam bus bisa dipastikan penuh.  Bahkan para kawula muda yang menumpang bus pun rela berdiri berdesakan agar tak ketinggalan. 

Yesi, salah satu penumpang Trans Jateng yang juga seorang mahasiswi itu mengaku senang menggunakan moda transportasi meski harus berdiri. Bahkan di saat ia mendapat tempat duduk, dirinya memilih menyerahkan tempat duduknya ke penumpang lain yang lebih membutuhkan. 

“Asik, jalan-jalan murah. Kalau naik bus biasa Wonogiri Solo ditarif Rp 20 ribu, dengan Trans Jateng cukup Rp 5 ribu,” katanya. 

Sejalan dengan Yesi, Anisa karyawan swasta yang baru pertama kali mencicipi naik bus Trans Jateng juga merasa senang dan terbantu dengan Trans Jateng. Perjalanan jarak jauh dan dekat ditarif sama, menguntungkan dirinya yang memang hendak menuju Sukoharjo dari Wonogiri. 

“Bersih dan nyaman, wangi juga. Cocok digunakan untuk alternatif kendaraan umum kalau hendak ke arah Solo,” katanya. 

Anisa menambahkan layanan Trans Jateng efektif dalam meminimalkan kemacetan, polusi, dan ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Menurutnya saat ini di tengah harga BBM yang terus melonjak, tarif kendaraan umum di Wonogiri turut megalami kenaikan. Tarif bus Wonogiri menuju Solo dulunya Rp 15 ribu pada tahun 2022, namun kemudian naik menjadi Rp 20 ribu pada 2024. 

Trans Jateng rute Wonogiri-Solo diresmikan pada 8 Agustus 2023 lalu, dan segera mendapat animo yang tinggi oleh masyarakat. Dilansir dari Solopos, Trans Jateng rute Solo-Wonogiri telah melayani sebanyak 1,3 juta penumpang pada 2024 lalu. 

Trans Jateng Ramah Difabel 

Trans Jateng menjadi layanan transportasi umum berbasis bus yang dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah. Mengadopsi sistem yang sama seperti layanan BRI (Bus Rail Station), Trans Jateng menguhubungkan halte-halte yang didesain khusus agar penumpang mudah masuk ke armada. 

Beroperasi mulai tahun 2017 di masa kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo, Trans Jateng menghubungkan berbagai kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Mulai dari Semarang, Solo, Purwokerto, dan sejumlah kota lainnya. 

Terdapat tujuh koridor yakni Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga, Semarang-Kendal, Magelang-Purworejo, Solo-Sragen, Semarang-Grobogan, dan Solo-Sukoharjo-Wonogiri.  

Jalur khusus pengguna kursi roda Trans Jateng. (Humas Provinsi Jawa Tengah)


Halte Trans Jateng didesain ramah difabel, dilengkapi dengan ubin taktul berupa jalur kuning untuk penyandang disabilitas tuna netra. Selain jalur kuning, bus Trans Jateng juga ada yang dilengkapi dengan ruangan khusus di paling belakang untuk pengguna kursi roda. 

“Busnya ada akses difabel. Jadi nanti bisa mandiri, mau (pergi) ke mana tidak perlu diantar,” kata Eni Widyastuti, anggota Forum Difabel Kabupaten Wonogiri, dilansir dari siaran pers Kominfo Jawa Tengah pada Selasa (8/8/2023). 

Eni menyambut antusias Trans Jateng karena dapat leluasa masuk dengan kursi roda khusus di bagian belakang bus yang memang disediakan ruang khusus untuk akses difabel. 

Ia berkisah, kini tak lagi perlu digendong atau mengesot saat turun dari kendaraan umum. Tak perlu pula berdesakan dengan penumpang lain, sebab pintu area belakang untuk akses difabel dapat dibuka langsung. 

Bergelimang Fasilitas, Namun Tarif  Tetap Terjangkau 

Mulai 15 Mei 2025, tarif Trans Jateng untuk penumpang umum Rp 5 ribu. Sedangkan penumpang khusus meliputi pelajar, buruh, veteran, lansia, penyandang disabilitas hanya dikenai tarif Rp 1 ribu. Pembayaran dapat berupa uang tunai, QRIS, maupun uang digital. 

Dengan tarif tersebut, Trans Jateng menyediakan rute  yang memudahkan mobilitas penduduk, dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara, tempat duduk ramah penyandang disabilitas, lansia, dan ibu hamil. 

Terdapat pula papan tampilan digital dan manual untuk menunjukkan koridor dan tujuan, GPS, pengumuman suara untuk lokasi terkini, radio untuk musik, pengharum ruangan otomatis, dan tempat sampah. 

Terbaru, Dinas Perhubungan Jawa Tengah bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia mematok tarif Rp 1 ribu untuk pembayaran via QRIS. 

“Sebagai rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Jateng dan untuk mendukung berbagai acara besar di Jawa Tengah,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Arief Djatmiko dikutip dari akun Instagram @brttransjateng, Selasa (15/7/2025). 

Arief menjelaskan promo tersebut berlangsung mulai dari bulan Juli hingga September 2025. Kuota per harinya dibatasi 1.000 transaksi pertama untuk 7 koridor bus Trans Jateng. 

Kondisi Bus AKDP Solo-Wonogiri 

Keberadaan Trans Jateng yang melayani rute Solo-Wonogiri tidak dipungkiri akan mempunyai dampak terhadap kondisi bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) milik perusahaan otobus lokal. 

Dilansir dari jatengprov.go.id pada 2023 lalu, sebelum peluncurannya Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah telah melakukan kerja sama dan sosialisasi kepada para pemilik bus AKDP operator lokal. 

Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah, Joko Setyawan menyebut pihaknya sudah bekerja sama dalam satu konsorsium bersama tujuh operator lokal. Tujuh operator lokal tersebut turut menyumbang tenaga kru seperti sopir, tenaga kebersihan, hingga menjadi investor. 

“Kami tidak akan meninggalkan operator lokal, terus kemudian seolah-olah ditinggalkan, itu tidak. Sudah kita libatkan tapi masuk dalam konsorsium layanan,” ujar dia. 

Selain itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Wonogiri, Edi Purwanto pada 2023 lalu juga menyebut bahwa keberadaan Trans Jateng Solo-Wonogiri melibatkan operator lokal. 

Ia menerangkan meski terdapat selisih harga tiket yang signifikan, Trans Jateng hanya melayani rute hingga Wonogiri kota. Sedangkan bagi perusahaan bus lokal yang melayani rute hingga kecamatan lain masih akan terus beroperasi. ***