Perwakilan warga Jatirejo menyampaikan keluhan terkait dampak negatif operasional PLSa Putri Cempo di Pendopo Balaikota Solo, Selasa (15/10/2024)(Foto: Anisa/lpmmayantara.com) |
Penulis: Anisa Nur Fitriani
MAYANTARA- Warga Jatirejo, Mojosongo, Jebres mengeluhkan dampak negatif operasional Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo di hadapan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pada Selasa (15/10/2024).
Mereka mengungkapkan bahwa polusi dari PLTSa tersebut telah menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti gatal-gatal hingga sesak napas. Selain itu, warga juga menuntut hak atas lingkungan hidup yang sehat.
PLTSa Putri Cempo yang telah beroperasi selama beberapa waktu menyebabkan berbagai dampak negatif, termasuk polusi udara, limbah cair, bau tak sedap, kebisingan, serta debu yang beterbangan.
Limbah dari pengolahan sampah yang tidak dikelola dengan baik mengancam kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan sekitar.
Dampak pencemaran ini dirasakan langsung oleh warga RT 01, RT 02, RT 03, dan RW 39 di Jatirejo, terutama dari limbah padat hitam yang menyerupai arang.
Masalah ini semakin serius setelah PLTSa Putri Cempo mulai menggunakan sampah yang diimpor dari Bali, bukan sampah lokal. Hal ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan sejak program pengolahan sampah tersebut diresmikan.
PLTSa Putri Cempo menghasilkan dua jenis limbah utama, yaitu limbah padat yang menyerupai arang dan limbah cair yang mengalir ke sungai-sungai sekitar, termasuk Bengawan Solo.
Limbah cair ini mengakibatkan kerusakan lingkungan, termasuk matinya tanaman di sekitar sungai. Selain kerusakan lingkungan, masalah yang paling mengkhwatirkan adalah dampak kesehatan pada warga, terutama anak-anak, yang mengalami gangguan pernapasan.
Warga Jatirejo telah beberapa kali menyampaikan protes kepada pihak berwenang, namun hingga kini belum ada tindakan nyata dari Pemkot Solo maupun PT. Solo Citra Metro Plasma (SCMPP) pengelola PLTSa.
"Kami sangat berharap agar Pemkot Solo dan PT. SCMPP segera duduk bersama warga untuk mencari solusi terbaik. Kami ingin agar tidak ada lagi dampak negatif dari PLTSa di masa depan," ujar Slamet, salah satu perwakilan warga.
Masyarakat Jatirejo berharap agar Pemkot Solo segera merespons protes ini dan memberikan solusi. Dengan demikian, mereka dapat hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan operasional PLTSa Putri Cempo dapat berjalan tanpa menimbulkan dampak negatif bagi warga.***
Editor: Nabila Nur Khasanah